Apa yang dimaksud dengan majas anafora? Pada kesempatan ini akan diuraikan pengertian dan contoh majas anafora. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, bab tentang majas adalah salah satu materi yang paling sering dipelajari, baik ditingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Dari sekian banyak contoh majas yang ada, salah satunya adalah majas anafora yang menjadi pembahasan kita kali ini. Bersama-sama dengan efifora, mesodiplosis, anadiplosis, epanalepsis, dan simploke, majas ini masuk ke dalam kelompok majas repetisi. Majas ini banyak ditemukan penerapannya dalam bentuk kalimat dan puisi.
Pengertian Majas Anafora
Dari segi bahasa, kata "anafora" dapat ditemukan dalam bahasa Yunani Kuno "anaphore" yang memiliki arti "pengulangan tempat". Dari segi istilah, kata anafora didefinisikan sebagai salah satu gaya bahasa yang dicirikan oleh pengulangan kata-kata pertama dari sebuah baris kalimat. Keraf mendefisinikan anafora sebagai repetisi yang berbentuk pengulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya. Sedangkan Ratna, mendefinisikan Anafora sebagai kata atau kelompok kata yang diulang pada baris berikutnya. Jadi, anafora adalah perulangan kata pertama yang sama pada kalimat berikutnya. Umumnya, majas ini ditemukan penggunaannya dalam puisi.
Contoh Majas Anafora dalam Puisi
Berikut ini adalah beberapa contoh puisi yang didalamnya dapat ditemukan penggunaan majas anafora:
Wahai penguasa, belum genap setahun engkau memimpin, namun belum banyak hal yang kau lakukan!
Wahai penguasa, namun kenapa perintahmu bagai tali kencang di leher kami!
Wahai penguasa, apakah engkau ingat dengan janji-janjimu?
Wahai penguasa, apakah engkau masih mengingatnya?
Wahai penguasa, lalu kemanakah seribu janji yang kau umbar itu?
Wahai penguasa, apa yang engkau sudah lakukan kini!
Wahai penguasa, jawab aku!
Wahai penguasa, bagaimana nasib kami, si rakyat kecil!
Wahai penguasa, kenaikan semua harga-harga ini, seperti malaikat maut yang siap merenggut nyawa kami!
Wahai penguasa, kami tidak mampu menghidupi keluarga!
Wahai penguasa, aku sebelumnya percaya padamu!
Wahai penguasa, namun kenyataannya kini engkau malah berpihak pada mereka!
Wahai penguasa, apa yang terjadi pada dirimu?
Wahai penguasa, jangan engkau nodai kepercayaan kami!
Wahai penguasa, kami percayakan masa depan negeri ini di bawah nahkodamu!
Wahai penguasa, kami percaya engkaulah singa di gurun pasir!
Wahai penguasa, penuhilah janjimu itu dan abaikanlah mereka!
Wahai penguasa, kami siap untuk selalu mendukungmu melawan mereka!
Contoh puisi lainnya yang menggunakan majas anafora:
Untukmu Ibu, sembilan bulan kau mengandung,
Untukmu Ibu, menahan perih memangku beban,
Untukmu Ibu, bukan dosa yang kau pangku wahai ibu,
Untukmu Ibu, onggokan daging karunia sang pencipta,
Untukmu Ibu, air mata pernah berlinang,
Untukmu Ibu, meski ku tak tahu itu kapan,
Untukmu Ibu, punggukmu yang mulai renta,
Untukmu Ibu, lelah menimang daku dalam kandungan,
Untukmu Ibu, maaf bu,
Untukmu Ibu, demi tuhan kan kubaktikan hidupku tuk engkau.
Jakarta Ibukota Indonesia, terlihat mewah namun terjarah,
Jakarta Ibukota Indonesia, teriakan dari lantai tanah mengemis mencari nafkah,
Jakarta Ibukota Indonesia, daerah istimewa makhluk serakah,
Jakarta Ibukota Indonesia, rakyat jelata mengemban asa untuk bernafas di ibukota,
Jakarta Ibukota Indonesia, wajah Indonesia yang tenggelam tak dikenal namun menyiksa,
Jakarta Ibukota Indonesia, sampai kapan kau berdiri terinjak-injak harga diri,
Jakarta Ibukota Indonesia, sampai kapan kami terzholimi tuhaaan,
Jakarta Ibukota Indonesia, hidup tersiksa mati pun ku enggan,
Contoh Majas Anafora dalam Kalimat
Baca Juga:
Selain dalam bentuk puisi, majas anafora dapat juga ditemukan penggunaannya dalam baris kalimat berikut ini:
- Aku sangat bahagia, Aku sangat bangga.
- Giliran terang mereka jalan, giliran diam mereka berhenti
- Kami rindu jawaban-jawaban hebatnya, kami rindu kata-kata cerdasnya, kami rindu melihatnya berdebat dengan guru
- Ada kemauan, ada jalan.
- Seribu kali gagal, seribu kali mencoba lagi
- Tak ada gunung yang tak dapat didaki, tak ada jurang yang tak dapat dituruni.
- Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati
- Kemana kau pergi, kemana kau membawanya, kemana ku carikan dirimu.
- Meski lelah aku tetap mencari, meski sulit aku tetap memberi, meski tak diberi aku terus mencari.
- Dibalik kata ada makna, dibalik makna ada maksud, dibalik maksud ada hasrat.
- Tahukah engkau betapa aku mengenalmu, tahukah engkau betapa aku menyayangimu, tahukah engkau betapa aku sangat mencintaimu.
- Cintamu adalah anugerah, cintamu adalah petaka, cintamu adalah dua sisi koin.
- Memberi tidak harus kaya, memberi tidak harus berada, memberi dengan hati
- Kini semua telah berubah, kini semua semakin mudah, kini semua semakin terarah.
- BBM naik, harga pangan naik. BBM naik, rakyat menjerit. BBM naik di kala harga minyak dunia turun.
- Pesonamu tak lagi seindah yang dulu. Pesonamu kini semakin memudar. Pesonamu kelam bagai di telan badai.
- Indahnya dunia membuatku terlena, indahnya dunia membuatku lupa, indahnya dunia nyatanya hanya sementara.
- Bunga itu indah, bunga itu wangi, bunga itu menjadi incaran banyak kolektor di tahun ini.
- Uang jajan aku yang berikan, uang makan aku juga yang tanggung.
- Setiap hari aku menunggu, setiap hari aku kawatir, setiap hari aku penuh dengan rasa takut akan keselamatannya di jalan.
- Tarif sms naik, tarif telepon naik, dan tarif internet juga naik, aku bingung memenuhi kebutuhanku sendiri.
- Memberi tak harus menunggu kaya, memberi tak harus menunggu ada harta, dan memberi tak harus karena ada yang meminta, tapi karena memang kita harus saling memberi satu sama lain.
- Suara itu aku rindu, suara itu terus terliang ditelingaku, suara itu suara ibuku.
- Aku memandang sang bulan dalam angan, Aku tak sanggup melepas rinduku padanya.
- Belajar merupakan aktivitas insani, Belajar tidak mengenal batas usia
Demikianlah uraian tentang 30 Contoh Majas Anafora dan Pengertian (Terlengkap), semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment