Learn Science With Ilmusiana

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Energi geotermal dihasilkan oleh panas dari dalam bumi. Energi panas bumi membangkitkan tenaga listrik yang dapat diandalkan dan hampir tidak mengeluarkan gas-gas rumah kaca sama sekali. Tidak seperti pembangkit listrik lain yang harus membakar batu bara atau minyak bumi, pembangkit tenaga listrik panas bumi memanfaatkan energi alam yang timbul dari sumber panas bumi untuk membangkitkan tenaga listrik guna kebutuhan rumah tangga dan industri.

Energi panas bumi seperti air panas yang dididihkan dalam cerek, kami menyebutnya sebagai konsep cerek. Alih-alih menggunakan kompor untuk mendidihkan air, energi panas bumi menggunakan panas dari dalam bumi. Cara kerjanya seperti ini:

Tenaga Panas Bumi

Panas alami bumi membentuk sumber daya geotermal atau panas bumi. Panas ini berasal dari batu-batuan yang meleleh disebut magma, biasanya terdapat di kawasan gunung Merapi yang tidak aktif. Magma tersebut terletak jauh dibawah permukaan, dan sumber energi panas itulah yang mendorong pengembang sumber-sumber panas bumi. Selama ribuan tahun air hujan merembes melalui celah atau retakan pada permukaan bumi dan mengumpul di reservoir bawah tanah di atas magma. Magma ini kemudian akan memanaskan air ke temperature di atas 500 0F.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Untuk mendapatkan zat cair dan gas atau fluida yang bertemperatur dan bertekanan tinggi ini, sumur dibor dari kedalaman 3000 sampai 10.000 kaki dari permukaan bumi. Sumur-sumur produksi tersebut kemudian membawa zat cair panas bumi ke permukaan dan dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Karena, tekanan tinggi dalam reservoir panas bumi, zat cair tersebut akan secara alamiah mengalir ke atas dan melalui fasilitas pengolah di permukaan.

Zat cair panas bumi mengalir melalui kepala sumur dan jaringan pipa, sebelum dialirkan ke separator dimana uap panas dipisahkan dari air panas. Air panas yang dipisahkan disebut brain, kemudian diinjeksikan kembali ke reservoir, lalu akan dipanaskan kembali oleh magma dan akhirnya dimanfaatkan lagi. Inilah yang menjadikan panas bumi sebagai energi terbarukan. Dari separator, uap panas dialirkan ke pembangkit listrik melalui sistim jaringan pipa besar di atas permukaan tanah. Diameter dari jaringan pipa uap panas ini bisa mencapai 4 kaki.

aliran panas bumi

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Jaringan pipa uap panas diisolasi untuk mencegah lepasnya panas, karena jaringan pipa ini melintasi daerah sepanjang 3 km atau lebih. Jaringan pipa ini panas sekali dan akan memuai jika diisi dengan uap panas. Oleh karena itu, pada setiap beberapa ratus kaki didesain pipa lingkar pemuaian. Uap panas melalui proses pemurnian terakhir untuk menghilangkan semua kotoran di dalam fasilitas Scrubber. Uap panas yang sudah diproses kemudian dialirkan ke pembangkit listrik. Tenaga dan energi uap panas digunakan untuk memutar bilah-bilah turbin. Turbin kemudian memutar poros yang dihubungkan ke pembangkit listrik.

Muatan listrik dihasilkan dari putaran magnet di dalam generator. Muatan listrik mengalir melalui kabel tembaga menuju trafo di luar pembangkit. Di dalam trafo, tegangan dinaikkan sebelum listrik di alirkan ke jaringan transmisi PLN, dan kemudian disalurkan ke rumah-rumah dan industri. Dibandingkan dengan sumber tenaga listrik lain, panas bumi merupakan sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan yang membuatnya menjadi salah satu solusi dalam mengatasi dampak pemanasan global dan perubahan iklim

Panas bumi merupakan energi terbarukan, karena dengan pengelolaan yang tepat, sumber panas bumi dapat terus menjadi sumber energi yang dapat diandalkan. Panas bumi mempunyai banyak keunggulan. Panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang dapat diandalkan dan mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. Pembangkit tenaga listrik panas bumi praktis tidak mengeluarkan emisi gas rumah kaca.

Demikianlah penjelasan tentang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, semoga bermanfaat.

Bacaan yang berkaitan:
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Author Ilmusiana

0 komentar:

Post a Comment